Minggu, 13 Mei 2012

..::: Amy Story Part 1 :::..


Chapter 1 : Dream

di suatu kota terdapat seorang perempuan yang bernama Amy Aruha.. dia mempunyai mimpi untuk menjadi seorang Oracle.. dia lahir di lingkungan yang sangat indah.. baginya menjadi seorang Oracle adalah pencapaian seseorang yang telah hebat di bidang musik atau tarik suara..

5 tahun yang lalu saat Amy saat masih kecil..

"Ibu.. Ibu.. itu siapa yang ada di poster majalah bu??" Kata Amy polos bertanya kepada ibunya.. "ooh.. itu seorang Oracle, Amy.." Jawab Ibunya.. "Oracle itu apa siih??" Kata Amy bingung.. "Oracle itu adalah bintang atau bisa di sebut Diva atau dewi yang mempunyai kemampuan terbaik dalam hal ber akting , menari , menyanyi atau memainkan semua alat musik.." Kata Ibunya.. "Oooh.. Begitu yaah.. kalau begitu Amy bisa gk jadi seperti dia bu??" Kata Amy "Bisa donk.. jika kamu serius dan tekun untuk menjadi seorang Oracle.. kenapa tidak bisa?? Ibu bisa ajarkan beberapa teknik dasar untuk menari.. Amy senang kan??" Kata Ibunya.. "yey yey,, Aku mau.. aku akan menjadi seorang Oracle!!" Kata Amy polos. "Nah.. itu baru anaknya Ibu.. ayo kita latihan menari.." Kata Ibunya..

Bertahun - tahun Amy berlatih menari bersama Ibunya sampai suatu saat.. Ibunya harus meninggalkan Amy sendiri di rumah untuk mengikuti perang Demon (Demon Wars 1).. di saat itu Ibu Amy meninggal dalam peperangan tersebut.. Mendengar kabar bahwa Ibunya sudah tiada.. Amy menangis seharian dan selalu terlihat murung dan tidak pernah gembira lagi.. "Ibuu.. Ibuu.. mengapa Ibu tinggalkan Amy sendiri??" Kata Amy berharap.. "Amy takut bu.." Kata Amy. Melihat Amy murung, teman - teman dekat Amy berusaha untuk menghiburnya untuk ceria kembali.. "Hey Amy.. mau ikut bermain bersama kita??" rujuk seorang temannya.. "Aku tidak sedang ingin bermain.. terima kasih atas tawarannya.. aku pulang saja.." Kata Amy lemas.. "Amy.. jangan begitu doonk.. kita kan sahabat.. kalau kau sedih kita akan sedih.. kita akan menghiburmu.. jadi kembalilah seperti yang dulu.. yang ceria , gembira , periang.." rujuk temannya lagi.. "Aku tahu kalian akan berusaha sekuat tenaga untuk membuat aku kembali seperti semula.. tetapi.. sekarang semuanya telah sirna di telan oleh kegelapan.." Kata Amy yang langsung berlalu dari temannya sambil menggendong sebuah tas ransel pink miliknya.. Tiba - tiba.. "*Plaaak*" temannya Amy menampar pipinya Amy.. Amy yang terkena tamparan itu hanya bisa shock dan diam.. "Kauu.. Kauu.. mengapa kau egois sekali Amy?!! kita sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghiburmu agar kau kembali seperti yang dulu lagi.. tapi apa?? dulu kamu pernah bilang kalau 'Apapun yang sedang terjadi aku akan selalu periang'.. tetapi apa sekarang?? apakah itu hanya bualanmu saja sekarang?? *Hiks.. Hiks..* hanya karena Ibumu meninggal dalam perang.. kamu selalu termenung akan hal - hal yang bisa di lakukan bersama Ibumu.. tidakkah kau tahu?!! *Hiks.. Hiks..* Kita semua juga sekarang telah terpukul oleh kematian orang tua kita masing - masing.. tetapi yang membuat kita menjadi periang adalah karena ucapanmu Amy?!! Sadarkah kau bahwa kau lah yang membuat kata - kata itu?!! dan sekarang kau tidak seperti yang kau ucapkan itu?!! *Hiks.. Hiks..*" Kata Temannya. Amy terdiam.. dan kepalanya langsung di tundukkan ke bawah.. "Maafkan aku kawan - kawan.. aku telah mengecewakan kalian.." Kata Amy dengan nada rendah.. "*Hiks.. Hiks..* Apakah ini adalah perpisahan kita Amy?!!" Kata Temannya yang menangis memohon - mohon untuk tidak berpisah.. "Tidak tahu.. mungkin ini akan jadi hal yang terakhir atau tidak jadi hal yang terakhir.." Kata Amy yang langsung pergi melewati temannya yang ada di depannya itu.. temannya yang ada di depan itu langsung tersungkur lemas tak berdaya.. "*Hiks.. Hiks..* Maafkan aku teman - temanku.. aku akan berusaha kembali seperti semula.. terima kasih teman - temanku.. *Hiks.. Hiks..*" Kata Amy yang sedang berlari sambil meneteskan air matanya dari matanya..

Setiba di rumahnya.. Amy langsung masuk ke kamar tidurnya dan langsung menjerit dan berteriak sekuat mungkin untuk melepaskan tangisannya.. isak tangisnya pun menjadi - jadi.. seluruh ruangan rumahnya pun terdengar suara dia sedang menangis.. "Ibuuu.. apa yang harus aku perbuat ibuu..??" Kata Amy sambil menangis.. Tiba - tiba Amy ketiduran karena kelelahan akibat menangis ber hari - hari..

Mimpi Amy..

"Ini dimana??" Kata Amy. "Sayangku.. kemarilah.." Kata seseorang dari kejauhan.. Amy pun menuruti kata - katanya.. "Amy sayang.. kamu tidak boleh berlarut - larut dalam kesedihan terus.. ingat pesan Ibu.. kamu harus menjadi orang yang memberikan keceriaan diantara teman - temanmu.. Ibu sedih jika kamu menyiksa diri seperti ini.." Kata Ibunya sambil memeluk Amy.. "Tapi buu.. aku sulit melupakan Ibu.. aku rindu Ibu.." Kata Amy sambil menangis.. "Kamu harus tegar Amy.. harus tegar se tegar karang.. seperti apa yang teman - temanmu alami sekarang.." Kata Ibunya.. "Ibu akan selalu menjagamu.. melindungimu.. Ibu akan selalu mengawasimu.. melihat perkembanganmu.. Ingat Amy.. kamu harus menjadi seorang Oracle.. karena itu adalah cita - citamu sejak kecil 'kan??" Kata Ibunya. "Iya bu.. mulai besok aku tidak akan berlarut - larut dalam kesedihan lagi.. aku akan berlatih keras untuk menjadi seorang Oracle.. karena itu adalah mimpiku.." Kata Amy.. "Nah, begitu doonk.. mulai sekarang berjanjilah kepada Ibu.. kalau kau tidak akan menjadi orang yang sering menangis lagi.. kamu harus tegar.. Janjii.." Kata Ibunya.. "Janji buu.." Kata Amy.

To Be Continued..

Next Chapter,
Chapter 2 : The New Era of Music


Author By : Alfian Aries Setiawan
Facebook name : Alfian 'Nites' Chung
E-mail : alfiansakura@yahoo.com

..::: Ronan's Story part 12 :::..



Chapter 12 : New Continent , New Journey , New Memories

Sebelumnya di chapter 11..

"Oh tidak.. Maelstorm di depan.. Arme kemudikan kapal ini agar kapal ini tidak terhisap oleh pusaran air di depan kita.." Kata Lire panik..

Sekarang..

"Uuugh.. arusnya terlalu deras Lire.. aku tidak bisa melawan arusnya Lire.." Kata Arme yang mengemudikkan kapalnya..
"Biarkan saja Arme.. Biarkan kita terhisap oleh Maelstorm ini.. aku merasa ini adalah jalan kita.." Kata Ronan.

Dan akhirnya mereka terhisap oleh arus deras itu.. "Kita akan matiiii... tiidaaaaakkkk.." Kata Elesis panik. "Jangan Panik Elesis.. aku akan melindungi kalian semua.." Kata Ronan. "Magic Defense!!" Kata Ronan. "Berpegangan lah kalian semua.. mungkin jatuhnya akan sakit.." Kata Ryan. Mereka pun akhirnya sampai ke dasar laut.. "Huh?? Dimana ini?? Apa aku sudah mati??" Pikir Elesis. "Huufh.. Aku tidak bisa bernafas.." Kata Elesis. "blubb.. blubb.. blubb.. blubb.. blubb.. (Arme tolong gunakan sihirmu untuk membuat oksigen)" Kata Elesis. "Blubb.. Blubb.. Blubb.. Blubb.. Blubb.. (Aku akan membuatnya.. tapi aku hanya bisa membuat stasiun oksigen)" Kata Arme. "Blubb.. Blubb.. Blubb.. (Cepat Lakukan)" Kata Elesis. Dan mereka pun sampai di dasar laut dengan bantuan stasiun oksigen.. "Dimana kita?? sepertinya kita berada di dasar laut yang dalam" Kata Ronan. Tiba - tiba saat mau jalan Ronan pun mengingat masa lalu di saat Sang Guru tenggelam di lautan.. "Guru.. Suatu saat aku akan menemukanmu.. aku akan menjadi orang yang terhebat.. aku tidak akan menyerah.. terima kasih atas semua bantuan yang kamu beri kepadaku.. mulai sekarang aku akan berusaha sendiri.." Kata Ronan di dalam hati. Tiba - Tiba "Awas Ronan di belakangmu ada belut!!" Kata Ryan. "Divine Slash!!" Kata Ronan. "Kamu tidak apa - apa Ronan??" Kata Elesis. "Aku tidak apa - apa.. kalian jalan lah dulu.. aku akan melindungi kalian dari belakang.." Kata Ronan. Lire merasakan ada ada sesuatu yang tidak beres dengan laut ini. "Laut ini seperti bergejolak penuh amarah.. aku ingin tahu ada apa sebenarnya dengan dewa penguasa lautan Partusay" kata Arme. "Mari kita cari tahu.." Kata Lire. Dan mereka semua berjalan menuju tempat Partusay.. tetapi saat mereka jalan ke kastil Partusay tiba - tiba ada beberapa buah tombak menghujam tanah dan memisahkan mereka semua.. Elesis dengan Ronan , Lire dengan Ryan , Arme dengan Jin.. "Lire , Arme , Ryan , Jin.. apa kalian baik - baik saja??" Kata Ronan berteriak.. "Kami baik - baik saja disini.. aku bersama dengan Ryan mencari jalan keluar.." Kata Lire. "Jin Lihat.. kita hampir sampai di kastilnya partusay.. teman - teman.. cepatlah kesini.. aku menemukan jalan masuk ke tempat partusay.." Kata Arme berteriak. "Bagaimana caranya agar kita melewati tombak ini??" Kata Ronan dan Lire bareng. Jin meraba tombak yang tertancap itu dan mencoba melihat kelemahannya.. "Lire , Elesis , Ronan , Ryan Tombak ini sudah berumur ratusan tahun.. coba kamu pukul.. dy akan akan meretak.. tombak ini sudah rapuh.. kalian bisa memukulnya.." Kata Jin memberi tahu kelemahannya.. "Jadi begitu.. itu mudah.. Triple Slash!!" Kata Elesis.. tetapi tombaknya tidak bergeming pecah.. "Huh?? Tidak pecah?? Aaaaaa... aku udh mulai kehabisan oksigen.. cepat ke statsiun selanjutnya!!" Kata Elesis panik.. "Tenanglah elesis.. aku akan membantumu.. Holy Bless Lv. 3!!" "Blast Storm Lv. 2!!" Kata Ronan.. dan akhirnya tombaknya pecah dan bertemu Lire dan Ryan sedang memukul - mukuli tombak itu dengan ganasnya.. "Lire.. coba kamu tembakkan panahmua ke mata tombak itu!!" suruh Ryan. "Baik.. Headshot!!" kata Lire.. "Tambah ini!! Big Axe Destruction!!" tambah Ryan.. Elesis dan Ronan yang melihat keganasan mereka berdua hanya bisa diam tanpa kata.. " /.../. para elf emang ganas yaah kalau sedang marah.." Kata Elesis berbisik kepada Ronan. "Begitulah para Elf.. jika marah dia tidak memikirkan di sekitarnya.." Kata Ronan. "Oh hey Elesis , Ronan.. apa kalian berhasil memotong tombaknya??" Kata Lire bertanya.. "Iya.." kata Elesis dengan nada datar.. "Ayo kita menyusul Arme dan Jin.. pasti mereka cape nunggu kita.." Kata Ronan. Akhirnya Elesis , Lire , Ryan dan Ronan berhasil menyusul Arme dan Jin.. tetapi Arme dan Jin berada di balik tombak raksasa.. "Baiklah ini gampang.. Ryan!! Seperti tadi ok??" Kata Lire memberi aba - aba.. "Ok Lire.." Kata Ryan. "Headshot!!" "Big Axe Destruction!!".. 10 menit kemudian setelah mereka habis - habisan memakai 2 skill itu.. "Kok tombaknya tidak patah - patah yaaah??" Kata Lire bingung.. "Tunggu.. di tombak itu ada lambang seperti naga.. Lambang apakah itu??" Kata Lire bingung. "Tunggu.. itu lambang persis seperti lambang yang ada di baju Ronan Dragon Knight.." Kata Elesis. "Baiklah.. sepertinya ini tugasku sekarang.. Aku mohon bantuanmu wahai Naga!! Bangkitlah!!" Kata Ronan bertransformasi menjadi Dragon Knight.. "Aku mohon bantuanmu yaah Dragon.." Kata Ronan. "Serahkan kepadaku.. Ronan.." Kata Dragon. "Baik!! Semuanya mundur jika kau tidak mau terkena panas semburan naga ku!! SIAP?!! ARC BREATH!!" Kata Ronan. Dan akhirnya tombak terakhir pecah.. tetapi.. tombak terakhir itu menyebabkan lantai - lantai yang mereka injak mulai runtuh.. "Gawaat.. lantainya mulai runtuh.. sebaiknya kita cepat - cepat menyebrang ke pintu masuk Partusay!!" Kata Ronan. "Kalian semua!! Lompatlah sekarang!! Di belakangmu ada Ice Golem!!" Kata Arme berteriak.. Elesis dan Lire menengok ke belakang dan langsung tanpa di komando melompat ke seberang sana.. Ryan langsung menyusul Elesis dan Lire.. Hanya tinggal Ronan.. "Ronan apa yang kau lakukan?? Cepat lompat kesini!!" Teriak Lire. "Ronan bodoh!! Lompat kesini.. apa yang kau lakukan di tempat itu?!!" Kata Elesis. "Aku harus melindungi kalian semua!! maka dari itu ini adalah tugasku untuk membasmi monster - monster yang ada!!" Kata Ronan dengan tegas. "Kalian masuklah dulu.. aku akan menyusul kalian jika aku sudah selesai dengan urusanku disini!!" Lanjut Ronan. Dan mereka semua masuk ke dalam.. sebelum masuk ke kastil Partusay.. Elesis mengatakan sesuatu kepada Ronan.. "Berjanjilah kau akan menyusul kita" Kata Elesis. "Aku janji.." Kata Ronan. Dan Elesis pun akhirnya menyusul mereka..

"Aku tidak akan membiarkan kau lewat Ice Golem!! Terima lah!! Kanavan Strike!!" Kata Ronan.. Tiba - tiba Lantai mulai jatuh ke bawah.. Ronan pun akhirnya jatuh ke dalam kegelapan bersama Ice Golem..


To Be Continued,

Mau tahu kelanjutannya??
Nantikan Episode Selanjutnya yaah.. ^^

Next Chapter,
Chapter 13 : Into The Abyss

Author By : Alfian Aries Setiawan
Facebook name : Alfian 'Nites' Chung
E-mail : alfiansakura@yahoo.com